One Punch Man adalah salah satu serial anime yang berhasil memikat hati setiap penggemar Shonen. Alasannya cukup sederhana, ada banyak humor yang disuguhkan dalam aksi-aksi memukau Saitama. Selain itu, ceritanya juga ringan dan mudah dimengerti. Terlepas bagaimana lucunya tokoh utama, Genos juga menarik untuk dibahas.
Karakter pendukung One Punch Man pertama kali muncul saat melawan monster nyamuk Mosquito Girl. Ia hampir saja dikalahkan dengan tubuhnya yang hampir hancur. Beruntung, Saitama muncul di saat ia mau meledakan diri. Dengan sekali pukulan, Saitama mampu mengalahkan moster nyamuk tersebut. Sejak saat itu, ia kagum dengan superhero berkepala botak tersebut.
Karakter ini adalah cyborg muda yang sangat keren dan populer, berbeda dengan Saitama yang lebih sederhana dan tidak terlalu mencolok. Meski demikian, sulit dibayangkan kalau kehadiran Genos tanpa adanya Saitama yang menjadi sahabat sekaligus mentor di dunia yang penuh ancaman.
Karakter yang Berubah Pesat Karena Saitama
Sejak Saitama mengalahkan Mosquito Girl, monster yang hampir membunuhnya, ia penasaran dengan kekuatan Saitama. Sang cyborg itu bahkan menghabiskan waktu seminggu untuk menguntit Saitama sebelum akhirnya memohon dijadikan seorang murid. Ia ingin menjadi lebih kuat agar bisa balas dendam dengan seorang yang menghancurkan hidupnya di masa kecil.
Genos versi awal memiliki ciri-ciri karakter dari banyak antihero dari seluruh anime dan komik. Menjadi murid Saitama membuatnya agak berubah dan memberi manusia cybrog ini sesuatu yang lain untuk difokuskan, belajar dan merawat tuannya, yang terkadang membuat Saitama kecewa. Sebaliknya, waktunya bersama Saitama yang membosankan justru membuatnya semakin penasaran.
Dalam banyak hal, kedua karakter ini saling membutuhkan untuk tetap menjadi manusia dan mendapatkan kembali bagian kemanusiaan mereka yang hilang. Kekuatan Saitama yang luar biasa dan masa lalu sang cyborg yang menyakitkan membuat keduanya terkatung-katung dan menuntun mereka satu sama lain dalam jangka panjang.
Saitama, meskipun terkadang sedikit egois dan malas, mencoba menjadi pahlawan super yang baik demi sahabat serta muridnya itu. Sementara Genos mengakui beberapa kali sepanjang seri bahwa dia bisa menjadi orang yang jauh lebih buruk jika dia tidak berhasil bertemu Saitama.
Genos Akan Menjadi Antihero Berhati Dingin
Sang cyborg tampan ini bukanlah pahlawan sebelum Saitama, ia bahkan cenderung egois dan tak pedulu dengan orang lain. Ia tidak punya niat menjadi pahlawan dan menyelamatkan orang. Karena dipikirannya hanya hanya ada membalas dendam. Bahkan dalam pertarungannya dengan Mosquito Girl, ketika dia bersedia meledakkan tubuhnya demi membunuh Mosquito Girl, ada kemungkinan besar bahwa hal itu akan membuat seluruh Z-City lenyap karena memiliki kekuatan perangkat nuklir.
Selama petualangan pertama mereka bersama di Rumah Evolusi, sang cyborg menghancurkan bangunan tersebut tanpa berpikir dua kali. Sementara Saitama adalah orang yang menunjukkan bahwa keputusan muridnya tampak terburu-buru.
Tanpa Saitama, sang cyborg kemungkinan besar sudah mati atau terus mengembara tanpa tujuan untuk membalas dendam tanpa mempedulikan korban jiwa dalam pengejarannya. Tanpa Genos, Saitama tidak akan pernah bergabung dengan Asosiasi Pahlawan.